Jumat, 08 Februari 2008

Robert Kiyosaki

Perlukah mengajarkan konsep Bebas Finansial kepada karyawan?

Kesimpulan : perlu, tapi.. ada catatannya….

bimbingKiyosaki membuat kehebohan dengan membuka ‘kedok’ para pengusaha dalam memanfaatkan karyawannya. Konsep Employee – Self Employee – Businessman – Investor (E-S-B-I) disambut oleh banyak orang yang terutama adalah kelompok E, seakan memberikan kemungkinan baru buat ‘memerdekakan’ mereka. Dalam buku Rich Dad Poor Dad digambarkan bahwa banyak orang bertindak seperti kuda yang mengejar wortel, sehingga mengesankan kelompok bisnisman (B) mengeksploitasi kelompok karyawan (E).

Konsep Kiyosaki tidak populer di perusahaan. Sejauh ini belum saya dengar pelatihan berbasis konsep Rich Dad yang dilakukan resmi oleh perusahaan. Tampaknya memang visi Kiyosaki yang mengusung bebas finansial tidak sejalan dengan visi perusahaan.

Saya tidak memihak. Keduanya saya kira benar. Seperti juga yang disampaikan Rich Dad dalam buku Kiyosaki tersebut, “banyak orang yang memilih untuk tidak bebas finansial..”, katanya. Diceritakan bahwa dia sudah berusaha menjelaskan, tapi orang memang tidak ingin mendengarnya. Hanya Kiyosaki kecil dan Mike lah yang bertanya bagaimana caranya jadi kaya. Adiknya Mike pun tidak berminat untuk tahu. Menjadi bebas secara finansial memang tanggung jawab pribadi, bukan tanggung jawab perusahaan. (Saya sendiri memperkirakan bahwa dari 100 orang yang baca buku Kiyosaki, mungkin hanya 30 yang percaya konsep tersebut. Separuh, anggap 15, yang mencoba melakukan. Tujuh yang bertahan walaupun berkali-kali gagal. Dan mungkin hanya 3 yang lolos bebas finansial karena disiplin plus beruntung. Jadi ya kira-kira hanya 3 persen saja yang lolos. Padahal yang baca buku itu hanya 40-150 ribu orang saja di Indonesia ini, sesuai jumlah penjualan bukunya.) Namun ada baiknya kita tinjau semua kemungkinannya secara netral, dengan metode yang diperkenalkan Edward de Bono yaitu Plus-Minus-Interesting (PMI).

Plus (+)

  1. Bebas finansial berarti merdeka. Orang yang merdeka biasanya lebih tulus dalam bekerja. Karena sudah bebas, maka kecenderungan curang (korupsi) berkurang.
  2. Perusahaan tidak perlu pusing memikirkan pensiun.
  3. Karyawan yang mengerti manajemen uang akan lebih bahagia dengan berapapun penghasilan mereka.

Minus (-)

  1. Karyawan yang merdeka lebih sulit disuruh. Hanya cocok dipersuasi.
  2. Bila karyawan gagal dalam usaha untuk berinvestasi/berbisnis maka bisa mengganggu pekerjaan mereka, bahkan meningkatkan kemungkinan penggelapan dana untuk menanggulangi kegagalan tersebut.
  3. Karyawan yang sibuk berinvestasi menjadi kurang perhatian pada tugas kantor.

Interesting (andai…)

  1. menarik juga bila semua karyawan bebas finansial. Orang bekerja bukan terutama karena uang
  2. menarik juga kalau perusahaan menjamin semua karyawan menjadi bebas finansial, jadi semua merasa senang (bagaimana caranya ya…?)
  3. menarik juga kalau semua orang di Indonesia menjadi lebih bahagia dengan bebas finansial. Kira-kira apa masih ada yang mau dipekerjakan?

Pendapat :

Hari ini saya menyempatkan diri berkunjung ke rumah seorang teman di suatu kawasan industri. Atas bantuan teman itulah saya punya sebuah rumah kontrakan dengan penyewa para karyawan pabrik.

Saat melewati kawasan pabrik kebetulan sedang jam istirahat siang. Dari gerbang perusahaan PT Ceres (pembuat coklat Silver Queen) keluar banyak karyawan. Saya terharu. Sesungguhnya begitu banyak jasa perusahaan ini dalam memberikan lapangan kerja, apalagi di tengah situasi sulit ekonomi saat ini. Gerbang Ceres sedang terbuka, dan terlihat betapa luasnya pabrik tersebut. Saya mengamati para karyawan itu. Apakah mereka sempat membaca buku? Apakah mereka sempat mendapat informasi lagi di luar kegiatan sehari-hari? Apakah mereka selamanya akan menjalani hal yang sama dari hari ke hari?

Secara spiritual kita dapat merasakan bahwa adalah hak bagi setiap orang untuk mendapatkan ilmu yang benar. Sesudah itu terserah dia untuk memilih. Tentu saja ada ilmu yang wajib diketahui, ada yang tidak wajib diketahui. Pendapat saya pribadi, ilmu mengatur uang adalah sesuatu yang wajib diketahui dalam jaman modern ini. Semakin banyak orang mampu mengatur uang, semakin sejahtera dan kuat bangsa ini. Semakin sejahtera semakin mungkin seseorang mencapai kebahagiaan.

Jadi bagi saya merupakan kewajiban (pribadi) untuk menyampaikan ilmu yang saya pandang bermanfaat. Tentu saja belum tentu pandangan ini sejalan dengan perusahaan.

Kepada orang-orang dan karyawan di lingkungan saya sendiri, saya sampaikan bahwa ada loh ilmu untuk mandiri (bebas) secara finansial. Itu bukan sesuatu yang rahasia kok. Ilmunya ada dan sudah dilakukan banyak orang. Setelah itu terserah mereka untuk menindaklanjuti. Bila tertarik, maka ayuk jalan bersama. Bila tidak ya sudah gugur sudah kewajiban saya untuk menyampaikan. Pernah saya coba, saya sampaikan kepada para penyewa di kontrakan saya sebuah buku yaitu The Richest Man In Babylon. Saya bilang, buku ini sangat bermanfaat dalam mengelola keuangan pribadi. Ternyata memang sejak itu belum ada yang bertanya lebih lanjut! Tapi buku itu telah beredar dari kamar ke kamar. Salah seorang penyewa ada yang merintis usaha sebagai penjual bakso. Saya tidak tahu, ada yang terinspirasi oleh buku itu atau tidak.

Solusi :

Bagi perusahaan keuntungan memberdayakan karyawan adalah peningkatan kesejahteraan melalui kemampuan karyawan dalam mengelola keuangannya. Jadi yang perlu disampaikan adalah ‘ilmu manajemen keuangan pribadi’. Dalam hal ini prinsip-prinsip investasi dari Kiyosaki dapat menjadi bagian dalam pemberdayaan ini.

Konsep bebas finansial memang memerlukan kemampuan visi pribadi yang kuat. Konsep ini seperti pedang bermata dua. Bisa mambantu maju bila disikapi dengan benar, bisa memangkas hancur kalau ceroboh tanpa perhitungan. Apakah Anda sempat lihat film The Matrix yang dibintangi Keanu Reeves? Ingat nggak ada seorang tokoh yang justru frustasi karena dibangunkan dari ‘mimpi matrix’ ke alam nyata yang lebih pedih? Tokoh ini kemudian menjadi pengkhianat karena ingin kembali masuk ke dalam mimpi Matrix. Saya kira ada orang yang terus-menerus tidak akan percaya bahwa ada dunia yang berkelimpahan uang, dan siapa pun punya peluang menuju ke sana. (Saya merekomendasikan untuk mencoba permainan Cashflow 101 dari Kiyosaki. Dari permainan itu disimulasikan bahwa seorang janitor, sekretaris, insinyur, pemadam kebakaran, hingga pilot dan dokter, punya kesempatan sama untuk bebas finansial. Tentu saja dengan tingkat ‘life style’ yang berbeda. Kuncinya ada pada manajemen uang. Oh ya, saya bukan agen penjualan mainan itu loh…)

Bagaimana agar konsep bebas finansial ini bermanfaat? Saya merekomendasikan kepada perusahaan untuk mengajarkan kepada karyawan prinsip-prinsp manajemen keuangan pribadi. Konsep Kiyosaki sangat bagus terutama dalam kesederhanaannya menjelaskan teknik berinvestasi. Pendekatan Roger Hamilton, Robert Allen, Jim Collins, Brian Tracy, maupun lainnya juga cukup baik untuk teknik menghasilkan uang. Apapun kondisi seseorang, manajemen keuangan pribadi memegang peran penting dalam kehidupan masa kini.

Yang perlu ditekankan adalah :

  1. Bahwa bekerja (termasuk menjadi karyawan) sama pentingnya dengan bebas finansial itu sendiri. Tujuan bekerja tidak semata-mata uang, namun karya yang bermanfaat. Setiap orang punya kontribusi positif. Banyak manfaat dari bekerja diantaranya : bertambah teman, mengisi waktu dengan kegiatan bermanfaat, dan dapat berkarya sesuai bakat terbaik kita.

  2. sejahtera lebih banyak ditentukan kemampuan manajemen keuangan pribadi, bukan sekedar berapa banyak uang yang kita hasilkan, namun juga berapa pintar kita mempertahankan apa yang sudah kita hasilkan.

  3. ide kurang cerdas adalah mempunyai ‘satu sumber penghasilan’ (single source of income), sementara yang lebih cerdas adalah ‘banyak sumber penghasilan’ (multiple source of income) . Kita bisa tetap menjadi E (employee) sekaligus melakukan kegiatan S (self employee), B (businessman), atau I (investor). Banyak cara untuk menjadi investor, asalkan ada niat kuat (nanti dibahas bentuk-bentuknya). Satu sumber penghasilan menyebabkan posisi kita lemah, terutama bagi karyawan bila sewaktu-waktu perusahaan terpaksa mengurangi karyawan (PHK).

Kesimpulan :

Perlu bagi perusahaan untuk memberikan pengetahuan kemandirian finansial (lihat hal-hal plus). Mengingat ada pula resiko negatif dari hal tersebut (lihat hal-hal minus), maka yang tepat adalah pemberdayaan manajemen keuangan pribadi. Tidak ada salahnya menganjurkan karyawan untuk mempunyai sumber penghasilan ganda (multiple) dengan penekanan tidak mengganggu tugas kerja mereka (misalnya dengan cara dilakukan oleh anggota keluarga lain, atau bisa dilakukan sambilan, atau dilakukan di waktu senggang mereka).

(wah, terlalu panjang nih tulisannya…) :)

Tidak ada komentar: